Tak terasa sudah dua puluh hari lamanya Ivan seorang diri menunggui Arif yang sedang dirawat dirumah sakit. Sampai akhirnya pada hari yang kesebelas, ibunya yang baru datang dari luar kota menjenguk Arif. Saat itu kondisi Arif sudah sedikit membaik, dia sudah mulai bisa bicara. Karena sudah ada Tante Melly, ibunya yang menunggunya, maka Arif meminta Ivan untuk mengabarkan tentang kondisinya yang lagi sakit pada Poppy, pacarnya.
Dengan mobil pinjaman dari Tante Melly, Ivan segera berangkat menuju tempat kost Poppy, yang jaraknya sekitar 10 km dari rumah sakit. Poppy, gadis cantik berbody sexy dan berkulit putih mulus adalah pacar pertama Arif. Poppy yang baru berusia 17 tahun dan masih duduk dikelas dua SMU, juga kenal baik dengan Ivan. Bahkan Ivan seringkali menggoda Poppy, agar mau menjadi pacarnya kalau dia putus dengan Arif.
Sekitar satu setengah jam perjalanan, Ivan sampai ditempat kost Poppy. Didapatinya rumah kost sangat sepi. Mungkin penghuninya lagi kerja atau sekolah, pikir Ivan dalam hati. Dengan berjalan santai Ivan menuju kamar Poppy. Ivan mengetok pintu tiga kali. Tok!Tok!Tok! Tak ada jawaban. Iseng-iseng Ivan membuka pintu kamar, tidak terkunci.
Saat Ivan membuka pintu, pandangannya tertuju kelayar televisi yang masih menyala dan dilayar terlihat adegan seorang pria negro sedang menyetubuhi seorang gadis Jepang. Dan Ivan lebih terkejut lagi saat menoleh ketempat tidur Poppy. Disana diatas ranjang, Poppy sedang tertidur pulas masih mengenakan seragam sekolahnya. Pasti Poppy tertidur sehabis nonton film porno, pikir ivan.
Dan yang membuat perasaan Ivan tak karuan adalah posisi tidur Poppy yang terlentang dengan rok yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus. Ivan teringat kembali kenangan dirumah sakit, saat mengintip Mbak Heny yang berakhir dengan persetubuhannya dengan istri Mas Indra itu.
Melihat posisi tidur Poppy yang sangat menantang, membuat nafsu birahi Ivan bangkit. Batang kemaluan mulai mengeras dari balik celana dalamnya. Disaat nafsu setan mulai merasukinya dan menutupi akal sehatnya, maka tanpa berpikir panjang lagi, Ivan segera menutup pintu kamar kost Poppy dan menguncinya dari dalam. Anak kunci dia sembunyikan di bawah meja rias.
Kini Ivan berjalan mendekati Poppy, samar-samar terlihat gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu tipis dari balik celana dalam Poppy. Membuat nafas ivan naik turun. Poppy sebenarnya tahu kalau Ivan memasuki kamarnya, dia juga tahu kalau Ivan terangsang dengan posisi tidurnya yang mengundang birahi laki-laki. Tapi Poppy yang juga sedang terangsang sehabis menonton film porno, sengaja membiarkannya dan memejamkan matanya seperti orang tidur.
Sesaat kemudian Ivan duduk disamping Poppy, tangannya mengelus-elus lembut buah dada gadis itu dari balik baju seragamnya. Setelah yakin Poppy tertidur, Ivan membuka satu persatu kancing-kancing seragam sekolah, kemudian kaitan BH Poppy yang ada di depan.
Kini Ivan dengan bebasnya memandangi ranumnya buah dada Poppy, pacar Arif temannya, yang membuat Ivan semakin terangsang. Maka tanpa ragu lagi, tangan kasar Ivan meremasi buah dada Poppy. Selanjutnya Ivan merangkak diatas tubuh Poppy, menciumi dan menjilati buah dada gadis itu.
“Akhh.. terushh.. oohh,” Poppy tak tahan lagi, perlahan dia membuka matanya.
Poppy tersenyum ke arah ivan, membuat pemuda yang tadi mengira gadis itu akan berontak menjadi semakin bernafsu. Jilatan dan ciuman Ivan kini mulai turun keperut dan pusar Poppy. Ciuman Ivan dibagian perut dan permainan lidah dipusarnya, menimbulkan rasa geli yang amat sangat bagi Poppy. Tangannya meremas-remas rambut Ivan dan erangan-erangan kecil dari mulut Poppy menikmati nakalnya permainan lidah Ivan.
Poppy yang sedang dilanda birahi yang sangat hebat, membiarkan saja saat tangan Ivan menggerayangi daerah sekitar vag†nanya. Dari luar celana dalam Poppy yang mulai basah, tangan Ivan tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatan gadis itu. Poppy semakin menikmati perlakuan Ivan, terbukti dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan divag†nanya. Apalagi saat Ivan mulai menyusupkan jari-jarinya kebalik celana dalam Poppy sambil mengusap lembut gundukkan didalamnya. Poppy semakin tak kuasa menahan lendir kenikmatan yang semakin membanjiri vag†nanya.
“Akhh.. Van.. terushh.. ohh,” desah Poppy saat tangan Ivan mulai mencucuk-cucuk lubang vag†nanya.
Poppy yang semakin terbakar nafsunya, menjambak rambut Ivan sambil mendorong kepala pemuda itu ke arah vag†nanya. Ivan mengerti keinginan Poppy. Ditariknya celana dalam juga rok sekolah gadis itu hingga terlepas. Tanpa membuang waktu lagi, Ivan menjilati daerah sekitar vag†na Poppy. Dijilati dan digigitnya bibir vag†na Poppy dengan penuh nafsu. Sesekali Ivan menusuk-nusuk lubang vag†na Poppy dengan lidahnya. Poppy mengangkat-angkat pantatnya menyambut jilatan Ivan, sambil menarik kepala pemuda itu dan membenamkan keselangkangannya.
Tak lama berselang, saat Ivan sedang asiknya menjilati vag†na Poppy, Ivan merasakan getaran didaerah selangkangan gadis itu. Getaran itu semakin lama semakin hebat, sedetik kemudian Poppy berteriak keras.
“Van.. aku.. ke.. Luarr,” Poppy menjerit saat mencapai puncak kenikmatan.
Cairan hangat dan kental merembes didinding vag†na Poppy. Dan tanpa menunggu lagi, Ivan menjilati dan meraupi cairan kenikmatan yang membasahi lubang vag†na Poppy. Ivan mengumpulkan cairan kenikmatan Poppy dimulutnya dan menelannya. Ivan membiarkan Poppy beristirahat menikmati orgasmenya, sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah telanjang bulat, Ivan kemudian mengangkangi wajah Poppy, sambil mengacung-acungkan batang kemaluannya yang sudah mengeras ke mulut Poppy.
“Wow.. gede sekali Van, punyamu,” seru Poppy berdecak kagum sambil menggerakkan tangannya menggenggam kemaluan Ivan, lalu mengelusnya dengan lembut.
“Akkhh.. Pop.. nik.. matt.. terus,” erang Ivan saat tangan kiri Poppy mengocok kemaluannya.
Kepala Ivan tengadah dan matanya merem melek meresapi kenikmatan yang dirasakannya. Poppy menarik kemaluan Ivan kemulutnya yang sudah terbuka dan langsung mengulum kemaluan pemuda itu.
“Pop.. pyy.. terus.. akhh,” racau Ivan tak karuan, sambil mengacak-acak rambut Poppy.
Racauan yang keluar dari mulut Ivan membuat Poppy semakin liar dan bersemangat menjilati batang kemaluan Ivan yang besar dan panjang. Poppy terus menjilati dan mengulum kemaluan Ivan sambil sesekali menggigit urat-urat yang mengelilingi kemaluan itu, membuat Ivan meringis menahan sakit.
Sesaat kemudian, Ivan yang sudah tak sabar lagi, menarik kemaluannya dari mulut Poppy, kemudian Ivan berjongkok diatas selangkangan Poppy. Ivan menggenggam kemaluannya dan langsung mengarahkannya ke lubang vag†na Poppy. Perlahan Ivan mendorong pantatnya untuk menusukkan kemaluannya ke lubang vag†na Poppy yang masih perawan.
Setelah beberapa kali gagal, akhirnya pada tusukkan yang kesekian kalinya, kemaluan Ivan berhasil menerobos masuk dan merobek selaput dara Poppy. Poppy menjerit sangat keras, merasakan nyeri dan ngilu pada lubang vag†nanya. Tanpa memperdulikan jeritan Poppy, Ivan menekankan pantatnya lebih keras hingga seluruh batang kemaluannya masuk dan terbenam, tertelan lubang vag†na Poppy. Ivan mendiamkan sejenak kemaluannya disana untuk beradaptasi sambil menatapi tetesan darah segar keluar dari lubang vag†na Poppy dan merembesi paha mulus gadis itu.
Dengan irama pelan Ivan mulai menarik dan mendorong pantatnya. Terlihat dengan jelas, bibir vag†na Poppy tercelup ke dalam saat kemaluan Ivan masuk dan mekar keluar saat Ivan menarik kemaluannya. Ivan menghujam-hujamkan kemaluannya ke lubang vag†na Poppy sambil meremasi kedua buah dada gadis itu, dan Poppy mengimbangi gerakkan Ivan dengan mengangkat-angkat pantatnya. Kepala Poppy terdongak ke atas dan matanya merem melek meresapi kenikmatan yang diberikan Ivan. Poppy teringat kata teman-temannya yang sudah pernah bersetubuh, bahwa bersetubuh itu sangat nikmat.
Semakin lama gerakkan keduanya semakin cepat dan liar. Nafas mereka semakin memburu dan peluh-peluh semakin deras mengaliri tubuh mereka, hingga akhirnya, diiringi jeritan yang hampir bersamaan dan memecah kesunyian kamar. Kedua insan itu mencapai puncak kenikmatan. Ivan membenamkan seluruh kemaluannya dalam-dalam sambil menyemprotkan seluruh spermanya dilubang vag†na Poppy. Sejenak tubuh mereka mengejang, kemudian terkulai lemas.
Ivan tertidur disamping Poppy sambil tersenyum penuh arti mengecup bibir sexynya. Dengan sisa-sisa tenaganya, Poppy berusaha bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi, yang ada didalam kamar. Poppy membersihkan bercak darah yang mengering disekitar daerah vag†na dan pangkal pahanya. Setelah membersihkan semuanya, Poppy kembali kekamar. Dipandanginya wajah Ivan yang masih tidur telanjang diatas ranjang.
Mata Poppy tertuju pada kemaluan Ivan, kemaluan yang baru saja berhasil menembus vag†nanya dan merobek keperawanannya. Dalam keadaan layu saja kemaluan Ivan sudah gede, apalagi kalau tegang. Membayangkan kembali rasa nikmat yang baru dialaminya, membuat nafsu birahi Poppy bangkit lagi. Tanpa berpikir lagi Poppy langsung menindih tubuh Ivan dari atas. Mulutnya terbuka lalu dengan ganas mencaplok mulut Ivan dan langsung melumatnya. Ivan terbangun, tanpa menunggu lagi Ivan langsung membalas lumatan mulut Poppy dengan pagutan yang tak kalah hebatnya.
Kecupan dan jilatan Poppy kemudian merambat turun ke leher Ivan, dan beberapa saat lamanya, lidahnya bermain-main disana, untuk kemudian terus merambat turun kedada Ivan. Secara bergantian Poppy menjilati dan mengecupi dada Ivan. Puas memainkan lidahnya disana, Poppy menurunkan jilatanya kebagian perut Ivan. Ivan merasakan geli yang amat sangat saat lidah Poppy yang lembut menjilati kulit perutnya.
“Oohh.. akhh.. sstt.. Pop.. terus,” desah Ivan menahan rasa nikmat saat Poppy mulai mengelus-elus pangkal kemaluannya dengan tangan kiri, sementara mulut gadis itu mencucuk lubang kencingnya dengan lidah. Perlahan kemaluan Ivan menegang dan urat-urat disekitar kemaluannya membesar.
Poppy semakin bersemangat menjilati, mengocok, menghisap dan mengulum kemaluan Ivan. Setelah dirasa cukup, Poppy kemudian mengangkangi kemaluan Ivan yang sudah mengeras dan kaku. Ivan memandangi tubuh montok dan mulus Poppy, pacar Arif temannya, yang membelakanginya, yang saat ini tengah memegang kemaluannya sambil mengarahkan selangkangannya diatas kemaluannya.
Bongkahan pantat yang padat sintal dan selangkangan Poppy yang sedang mengangkang lebar perlahan turun mendekati dan menyentuh kepala kemaluan Ivan. Pemuda itu mengira Poppy akan segera menurunkan pantatnya untuk memasukkan kemaluan Ivan ke lubang vag†nanya.
Tapi dugaannya meleset, Poppy rupanya ingin mempermainkan Ivan. Poppy sengaja memutar-mutar pantat sintalnya diatas kepala kemaluan Ivan, membuat Ivan jengah.
Tak sabar menunggu, Ivan meraih pantat Poppy kemudian menekannya turun, membuat kemaluannya melesat masuk menerobos lubang vag†na gadis itu. Ivan kemudian menyodok-nyodok vag†na Poppy dari bawah. Dengan kedua tangan bertumpu pada kedua kaki Ivan, Poppy menggerakan pantatnya naik turun dan sesekali memutarnya, mengimbangi hujaman kemaluan Ivan dari bawah.
Tanpa menghentikan goyangan pantatnya, Poppy mendongakkan kepalanya meresapi kenikmatan dari setiap denyutan kemaluan Ivan yang menyesaki lubang vag†nanya.
Sekitar lima belas belas menit berlalu, tanpa melepaskan kemaluan Ivan dari lubang vag†nanya, Poppy memutar tubuhnya. Kini posisi Poppy berhadapan dengan Ivan. Sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, Poppy membungkukkan tubuhnya, mendekatkan mulutnya kemulut Ivan lalu melumat mulut teman pacarnya itu.
Dengan mobil pinjaman dari Tante Melly, Ivan segera berangkat menuju tempat kost Poppy, yang jaraknya sekitar 10 km dari rumah sakit. Poppy, gadis cantik berbody sexy dan berkulit putih mulus adalah pacar pertama Arif. Poppy yang baru berusia 17 tahun dan masih duduk dikelas dua SMU, juga kenal baik dengan Ivan. Bahkan Ivan seringkali menggoda Poppy, agar mau menjadi pacarnya kalau dia putus dengan Arif.
Sekitar satu setengah jam perjalanan, Ivan sampai ditempat kost Poppy. Didapatinya rumah kost sangat sepi. Mungkin penghuninya lagi kerja atau sekolah, pikir Ivan dalam hati. Dengan berjalan santai Ivan menuju kamar Poppy. Ivan mengetok pintu tiga kali. Tok!Tok!Tok! Tak ada jawaban. Iseng-iseng Ivan membuka pintu kamar, tidak terkunci.
Saat Ivan membuka pintu, pandangannya tertuju kelayar televisi yang masih menyala dan dilayar terlihat adegan seorang pria negro sedang menyetubuhi seorang gadis Jepang. Dan Ivan lebih terkejut lagi saat menoleh ketempat tidur Poppy. Disana diatas ranjang, Poppy sedang tertidur pulas masih mengenakan seragam sekolahnya. Pasti Poppy tertidur sehabis nonton film porno, pikir ivan.
Dan yang membuat perasaan Ivan tak karuan adalah posisi tidur Poppy yang terlentang dengan rok yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus. Ivan teringat kembali kenangan dirumah sakit, saat mengintip Mbak Heny yang berakhir dengan persetubuhannya dengan istri Mas Indra itu.
Melihat posisi tidur Poppy yang sangat menantang, membuat nafsu birahi Ivan bangkit. Batang kemaluan mulai mengeras dari balik celana dalamnya. Disaat nafsu setan mulai merasukinya dan menutupi akal sehatnya, maka tanpa berpikir panjang lagi, Ivan segera menutup pintu kamar kost Poppy dan menguncinya dari dalam. Anak kunci dia sembunyikan di bawah meja rias.
Kini Ivan berjalan mendekati Poppy, samar-samar terlihat gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu tipis dari balik celana dalam Poppy. Membuat nafas ivan naik turun. Poppy sebenarnya tahu kalau Ivan memasuki kamarnya, dia juga tahu kalau Ivan terangsang dengan posisi tidurnya yang mengundang birahi laki-laki. Tapi Poppy yang juga sedang terangsang sehabis menonton film porno, sengaja membiarkannya dan memejamkan matanya seperti orang tidur.
Sesaat kemudian Ivan duduk disamping Poppy, tangannya mengelus-elus lembut buah dada gadis itu dari balik baju seragamnya. Setelah yakin Poppy tertidur, Ivan membuka satu persatu kancing-kancing seragam sekolah, kemudian kaitan BH Poppy yang ada di depan.
Kini Ivan dengan bebasnya memandangi ranumnya buah dada Poppy, pacar Arif temannya, yang membuat Ivan semakin terangsang. Maka tanpa ragu lagi, tangan kasar Ivan meremasi buah dada Poppy. Selanjutnya Ivan merangkak diatas tubuh Poppy, menciumi dan menjilati buah dada gadis itu.
“Akhh.. terushh.. oohh,” Poppy tak tahan lagi, perlahan dia membuka matanya.
Poppy tersenyum ke arah ivan, membuat pemuda yang tadi mengira gadis itu akan berontak menjadi semakin bernafsu. Jilatan dan ciuman Ivan kini mulai turun keperut dan pusar Poppy. Ciuman Ivan dibagian perut dan permainan lidah dipusarnya, menimbulkan rasa geli yang amat sangat bagi Poppy. Tangannya meremas-remas rambut Ivan dan erangan-erangan kecil dari mulut Poppy menikmati nakalnya permainan lidah Ivan.
Poppy yang sedang dilanda birahi yang sangat hebat, membiarkan saja saat tangan Ivan menggerayangi daerah sekitar vag†nanya. Dari luar celana dalam Poppy yang mulai basah, tangan Ivan tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatan gadis itu. Poppy semakin menikmati perlakuan Ivan, terbukti dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan divag†nanya. Apalagi saat Ivan mulai menyusupkan jari-jarinya kebalik celana dalam Poppy sambil mengusap lembut gundukkan didalamnya. Poppy semakin tak kuasa menahan lendir kenikmatan yang semakin membanjiri vag†nanya.
“Akhh.. Van.. terushh.. ohh,” desah Poppy saat tangan Ivan mulai mencucuk-cucuk lubang vag†nanya.
Poppy yang semakin terbakar nafsunya, menjambak rambut Ivan sambil mendorong kepala pemuda itu ke arah vag†nanya. Ivan mengerti keinginan Poppy. Ditariknya celana dalam juga rok sekolah gadis itu hingga terlepas. Tanpa membuang waktu lagi, Ivan menjilati daerah sekitar vag†na Poppy. Dijilati dan digigitnya bibir vag†na Poppy dengan penuh nafsu. Sesekali Ivan menusuk-nusuk lubang vag†na Poppy dengan lidahnya. Poppy mengangkat-angkat pantatnya menyambut jilatan Ivan, sambil menarik kepala pemuda itu dan membenamkan keselangkangannya.
Tak lama berselang, saat Ivan sedang asiknya menjilati vag†na Poppy, Ivan merasakan getaran didaerah selangkangan gadis itu. Getaran itu semakin lama semakin hebat, sedetik kemudian Poppy berteriak keras.
“Van.. aku.. ke.. Luarr,” Poppy menjerit saat mencapai puncak kenikmatan.
Cairan hangat dan kental merembes didinding vag†na Poppy. Dan tanpa menunggu lagi, Ivan menjilati dan meraupi cairan kenikmatan yang membasahi lubang vag†na Poppy. Ivan mengumpulkan cairan kenikmatan Poppy dimulutnya dan menelannya. Ivan membiarkan Poppy beristirahat menikmati orgasmenya, sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah telanjang bulat, Ivan kemudian mengangkangi wajah Poppy, sambil mengacung-acungkan batang kemaluannya yang sudah mengeras ke mulut Poppy.
“Wow.. gede sekali Van, punyamu,” seru Poppy berdecak kagum sambil menggerakkan tangannya menggenggam kemaluan Ivan, lalu mengelusnya dengan lembut.
“Akkhh.. Pop.. nik.. matt.. terus,” erang Ivan saat tangan kiri Poppy mengocok kemaluannya.
Kepala Ivan tengadah dan matanya merem melek meresapi kenikmatan yang dirasakannya. Poppy menarik kemaluan Ivan kemulutnya yang sudah terbuka dan langsung mengulum kemaluan pemuda itu.
“Pop.. pyy.. terus.. akhh,” racau Ivan tak karuan, sambil mengacak-acak rambut Poppy.
Racauan yang keluar dari mulut Ivan membuat Poppy semakin liar dan bersemangat menjilati batang kemaluan Ivan yang besar dan panjang. Poppy terus menjilati dan mengulum kemaluan Ivan sambil sesekali menggigit urat-urat yang mengelilingi kemaluan itu, membuat Ivan meringis menahan sakit.
Sesaat kemudian, Ivan yang sudah tak sabar lagi, menarik kemaluannya dari mulut Poppy, kemudian Ivan berjongkok diatas selangkangan Poppy. Ivan menggenggam kemaluannya dan langsung mengarahkannya ke lubang vag†na Poppy. Perlahan Ivan mendorong pantatnya untuk menusukkan kemaluannya ke lubang vag†na Poppy yang masih perawan.
Setelah beberapa kali gagal, akhirnya pada tusukkan yang kesekian kalinya, kemaluan Ivan berhasil menerobos masuk dan merobek selaput dara Poppy. Poppy menjerit sangat keras, merasakan nyeri dan ngilu pada lubang vag†nanya. Tanpa memperdulikan jeritan Poppy, Ivan menekankan pantatnya lebih keras hingga seluruh batang kemaluannya masuk dan terbenam, tertelan lubang vag†na Poppy. Ivan mendiamkan sejenak kemaluannya disana untuk beradaptasi sambil menatapi tetesan darah segar keluar dari lubang vag†na Poppy dan merembesi paha mulus gadis itu.
Dengan irama pelan Ivan mulai menarik dan mendorong pantatnya. Terlihat dengan jelas, bibir vag†na Poppy tercelup ke dalam saat kemaluan Ivan masuk dan mekar keluar saat Ivan menarik kemaluannya. Ivan menghujam-hujamkan kemaluannya ke lubang vag†na Poppy sambil meremasi kedua buah dada gadis itu, dan Poppy mengimbangi gerakkan Ivan dengan mengangkat-angkat pantatnya. Kepala Poppy terdongak ke atas dan matanya merem melek meresapi kenikmatan yang diberikan Ivan. Poppy teringat kata teman-temannya yang sudah pernah bersetubuh, bahwa bersetubuh itu sangat nikmat.
Semakin lama gerakkan keduanya semakin cepat dan liar. Nafas mereka semakin memburu dan peluh-peluh semakin deras mengaliri tubuh mereka, hingga akhirnya, diiringi jeritan yang hampir bersamaan dan memecah kesunyian kamar. Kedua insan itu mencapai puncak kenikmatan. Ivan membenamkan seluruh kemaluannya dalam-dalam sambil menyemprotkan seluruh spermanya dilubang vag†na Poppy. Sejenak tubuh mereka mengejang, kemudian terkulai lemas.
Ivan tertidur disamping Poppy sambil tersenyum penuh arti mengecup bibir sexynya. Dengan sisa-sisa tenaganya, Poppy berusaha bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi, yang ada didalam kamar. Poppy membersihkan bercak darah yang mengering disekitar daerah vag†na dan pangkal pahanya. Setelah membersihkan semuanya, Poppy kembali kekamar. Dipandanginya wajah Ivan yang masih tidur telanjang diatas ranjang.
Mata Poppy tertuju pada kemaluan Ivan, kemaluan yang baru saja berhasil menembus vag†nanya dan merobek keperawanannya. Dalam keadaan layu saja kemaluan Ivan sudah gede, apalagi kalau tegang. Membayangkan kembali rasa nikmat yang baru dialaminya, membuat nafsu birahi Poppy bangkit lagi. Tanpa berpikir lagi Poppy langsung menindih tubuh Ivan dari atas. Mulutnya terbuka lalu dengan ganas mencaplok mulut Ivan dan langsung melumatnya. Ivan terbangun, tanpa menunggu lagi Ivan langsung membalas lumatan mulut Poppy dengan pagutan yang tak kalah hebatnya.
Kecupan dan jilatan Poppy kemudian merambat turun ke leher Ivan, dan beberapa saat lamanya, lidahnya bermain-main disana, untuk kemudian terus merambat turun kedada Ivan. Secara bergantian Poppy menjilati dan mengecupi dada Ivan. Puas memainkan lidahnya disana, Poppy menurunkan jilatanya kebagian perut Ivan. Ivan merasakan geli yang amat sangat saat lidah Poppy yang lembut menjilati kulit perutnya.
“Oohh.. akhh.. sstt.. Pop.. terus,” desah Ivan menahan rasa nikmat saat Poppy mulai mengelus-elus pangkal kemaluannya dengan tangan kiri, sementara mulut gadis itu mencucuk lubang kencingnya dengan lidah. Perlahan kemaluan Ivan menegang dan urat-urat disekitar kemaluannya membesar.
Poppy semakin bersemangat menjilati, mengocok, menghisap dan mengulum kemaluan Ivan. Setelah dirasa cukup, Poppy kemudian mengangkangi kemaluan Ivan yang sudah mengeras dan kaku. Ivan memandangi tubuh montok dan mulus Poppy, pacar Arif temannya, yang membelakanginya, yang saat ini tengah memegang kemaluannya sambil mengarahkan selangkangannya diatas kemaluannya.
Bongkahan pantat yang padat sintal dan selangkangan Poppy yang sedang mengangkang lebar perlahan turun mendekati dan menyentuh kepala kemaluan Ivan. Pemuda itu mengira Poppy akan segera menurunkan pantatnya untuk memasukkan kemaluan Ivan ke lubang vag†nanya.
Tapi dugaannya meleset, Poppy rupanya ingin mempermainkan Ivan. Poppy sengaja memutar-mutar pantat sintalnya diatas kepala kemaluan Ivan, membuat Ivan jengah.
Tak sabar menunggu, Ivan meraih pantat Poppy kemudian menekannya turun, membuat kemaluannya melesat masuk menerobos lubang vag†na gadis itu. Ivan kemudian menyodok-nyodok vag†na Poppy dari bawah. Dengan kedua tangan bertumpu pada kedua kaki Ivan, Poppy menggerakan pantatnya naik turun dan sesekali memutarnya, mengimbangi hujaman kemaluan Ivan dari bawah.
Tanpa menghentikan goyangan pantatnya, Poppy mendongakkan kepalanya meresapi kenikmatan dari setiap denyutan kemaluan Ivan yang menyesaki lubang vag†nanya.
Sekitar lima belas belas menit berlalu, tanpa melepaskan kemaluan Ivan dari lubang vag†nanya, Poppy memutar tubuhnya. Kini posisi Poppy berhadapan dengan Ivan. Sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, Poppy membungkukkan tubuhnya, mendekatkan mulutnya kemulut Ivan lalu melumat mulut teman pacarnya itu.
Desahan dan erangan semakin sering terdengar dari mulut mereka seiring meningkatnya temp[o permainan mereka. Ayunan pantat Poppy semakin cepat seolah-olah sedang memburu sesuatu. Gerakkan tubuhnya semakin lama semakin liar. Sampai akhirnya Poppy merasakan selangkangan bergetar hebat dan vag†nanya berdenyut tak beraturan.
Poppy merasakan seluruh urat sarafnya menegang dan diiringi lolongan panjang Poppy mencapai puncak kenikmatan mendahului Ivan. Poppy menekankan pantatnya membuat kemaluan Ivan terbenam dalam-dalam. Tubuhnya menegang beberapa saat. Dan dari dalam vag†na menetes cairan hangat dan kental, merembesi dinding vag†nanya.
Poppy beristirat beberapa detik untuk menikmati orgasmenya, lalu dia turun dari tubuh Ivan dan duduk disamping pemuda itu. Sambil duduk, Poppy mengocok dan mengulum kemaluan Ivan. Semakin lama kocokkan dan kulumannya semakin cepat, sampai Poppy merasakan kemaluan Ivan berkedut-kedut.
“Pop.. aku.. mauu.. keluarr,” jerit Ivan sangat keras.
Dan beberapa detik kemudian, meledaklah cairan panas dari lubang sperma Ivan, menyemprot ke dalam mulut Poppy. Setiap semprotan ditandai dengan agukan kemaluan Ivan. Poppy menelan seluruh sperma Ivan yang masuk kemulutnya. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun, Poppy menjilati sisa-sisa sperma yang masih tercecer dikemaluan Ivan sampai benar-benar bersih tak tersisa, lalu menelannya dengan rakus.
Hari itu mereka bersetubuh sampai sore, sampai mereka benar-benar kelelahan. Malam harinya, Ivan mengantarkan Poppy ke rumah sakit, untuk menjenguk Arif, pacarnya yang juga teman baik Ivan, sesuai dengan permintaan Arif. Sambil menggandeng tangan Poppy menuju rumah sakit, Ivan membisiki telinga gadis itu, agar merahasiakan persetubuhan mereka.
Setelah hari itu, dihari-hari berikutnya, Ivan semakin sering mengunjungi tempat kost Poppy. Apalagi kalau bukan untuk menikmati lagi indahnya tubuh gadis itu. Dan Poppy menyambut hangat setiap kunjungan Ivan, pemuda perkasa yang telah membuatnya ketagihan untuk merasakan nikmatnya sorga dunia.
Arif yang sedang terbaring dirumah sakit sama sekali tidak tahu kalau Ivan, sahabat karibnya telah meregut keperawanan Poppy, pacarnya. ( END)
Poppy merasakan seluruh urat sarafnya menegang dan diiringi lolongan panjang Poppy mencapai puncak kenikmatan mendahului Ivan. Poppy menekankan pantatnya membuat kemaluan Ivan terbenam dalam-dalam. Tubuhnya menegang beberapa saat. Dan dari dalam vag†na menetes cairan hangat dan kental, merembesi dinding vag†nanya.
Poppy beristirat beberapa detik untuk menikmati orgasmenya, lalu dia turun dari tubuh Ivan dan duduk disamping pemuda itu. Sambil duduk, Poppy mengocok dan mengulum kemaluan Ivan. Semakin lama kocokkan dan kulumannya semakin cepat, sampai Poppy merasakan kemaluan Ivan berkedut-kedut.
“Pop.. aku.. mauu.. keluarr,” jerit Ivan sangat keras.
Dan beberapa detik kemudian, meledaklah cairan panas dari lubang sperma Ivan, menyemprot ke dalam mulut Poppy. Setiap semprotan ditandai dengan agukan kemaluan Ivan. Poppy menelan seluruh sperma Ivan yang masuk kemulutnya. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun, Poppy menjilati sisa-sisa sperma yang masih tercecer dikemaluan Ivan sampai benar-benar bersih tak tersisa, lalu menelannya dengan rakus.
Hari itu mereka bersetubuh sampai sore, sampai mereka benar-benar kelelahan. Malam harinya, Ivan mengantarkan Poppy ke rumah sakit, untuk menjenguk Arif, pacarnya yang juga teman baik Ivan, sesuai dengan permintaan Arif. Sambil menggandeng tangan Poppy menuju rumah sakit, Ivan membisiki telinga gadis itu, agar merahasiakan persetubuhan mereka.
Setelah hari itu, dihari-hari berikutnya, Ivan semakin sering mengunjungi tempat kost Poppy. Apalagi kalau bukan untuk menikmati lagi indahnya tubuh gadis itu. Dan Poppy menyambut hangat setiap kunjungan Ivan, pemuda perkasa yang telah membuatnya ketagihan untuk merasakan nikmatnya sorga dunia.
Arif yang sedang terbaring dirumah sakit sama sekali tidak tahu kalau Ivan, sahabat karibnya telah meregut keperawanan Poppy, pacarnya. ( END)
0 komentar:
Posting Komentar