Minggu, 27 Februari 2011

0 Permainan dengan Tante Girang


Aku pelajar SMP tinggal di Jakarta. Aku tinggal berdua di rumah milik orang tuaku yang sedang tinggal di Malaysia. Sejak SD aku tinggal sendiri tanpa orang tua. Orang tuaku hanya datang pada saat hari ulang tahunku, hari-hari besar yang penting pokoknya. Kehidupanku juga tidak begitu kesepian karena ada pembantuku yang setia menjagaku dari SD.

Namun kehidupanku berubah sejak ada rumah yang tepat berhadapan dengan tempat tinggalku baru saja ditempati penghuni baru, pindahan dari Medan. Tante Mayang seoarang wanita berdarah Medam, cantik, putih dan sangat menarik hati. Penampilannya selalu nampak OK dan sangat serasi. Suaminya meninggal 3 tahun yang lalu. Karena aku sering ada luang waktu kosong. Aku sering bermain di rumahnya.

Awal pertama kali aku berkenalan dengan dunia seks saat waktu liburan semester. Orang tuaku telat karena masih ada urusan yang diselesaikan. Aku sedikit kecewa tapi karena ada tante Mayang. Jadi bisa terhibur hatiku. Akupun ingin bejumpa ke rumah Tante Mayang. Aku segera mengunci pintu-pintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah nggak ada siapa-siapa. Pemabntu tak ada di rumah. Segera aku pergi ke rumah tante Mayang.

Suasana rumah tante Mayang nampak sepi, segera aku pencet bel rumah dan tante Mayang nampak membukakan pintu dan mempersilakan aku segera masuk.Aku terpesona melihatnya, dia sungguh cantik dan seksi sekali, dengan gaun tipis warna ungu yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya, dengan belahan lebar di dadanya, sehingga sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya. Jantungku berdetak keras ketika pandang mata kami beradu, tante Mayang tersenyum dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula.

Kami mengobrol di ruang keluarga sambil menonton TV. Jadi rumah saat itu sepi, cuman kami berdua saja. Tante Mayang mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya, sehingga, gaun tipisnya terbuka dan terlihat jelas pahanya yang putih dan halus. Aku tak henti-henti melirik dan memper-hatikannya. Tante Mayang pura-pura tak tahu, bahkan secara sengaja gaunnya ditarik ke samping, sehingga paha mulusnya nampak tersembul keluar, sungguh suatu pemandangan yang sangat merangsang, dan tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras.

Sesaat setelah ngobrol, tante Mayang berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di rak VCD. Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi, aku kaget dan malu; karena ternyata VCD tersebut VCD porno dan baru sekali itu seumur hidupku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut. Tante Mayang duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku. Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku dan dielus-elusnya, kemudian di raihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya, dimintanya aku mengelus pahanya, secara naluri tanganku tidak hanya berhenti mengelus pahanya, bahkan lebih dari itu, langsung menuju ke celah pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis. Kugosok dan kutekan tanganku ke vag†na yang masih tertutup celana, nampak tante Mayang senang dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit tanganku yang nakal menyelusup masuk ke dalam Cd-nya dan menusukkan jariku kedalam tempenya.

Sesaat kami melakukan hal itu yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV yang sangat merangsang. Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya mukaku ke dadanya, ternyata tante Mayang tak mengenakan BH, sehingga mukaku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak. Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi, menjalar kian kemari, membuka ikatan gaun tipis yang dikena-kan tante Mayang, dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai.

Dan nampak seluruh tubuh tante Mayang tak tertutup apapun kecuali CD ungu yang masih melekat ketat di tempenya. Buah dada tante Mayang sekarang sudah tak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante menempelkannya di mukaku. Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar kelehernya, akhirnya mulut kami saling mengulum. Tangan tante Mayang bergerak melepas kaos dan membuka ritsluiting celana pendek jean yang kukenakan, kemudian secara sigap di raihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya. Pelan-pelan direbahkannya badanya di sofa, dan ditariknya badanku sehingga menindihnya.

Kami saling mencium kembali, dan secara naluri aku meniru adegan yang ada di VCD porno tadi, pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah, menyusuri lehernya yang putih. Terus turun dan turun ke bawah, hingga mencapai buah dadanya, dan segera kuhisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan sudah mengeras. Terdengar tante Mayang mengerang dan merintih. Di remas-remas batang kemaluanku yang sudah mengeras dan dikocoknya pelan. Sungguh luar biasa rasanya, sebab baru pertama ali aku merasakan hal tersebut. Tiba-tiba di dorongnya tubuhku, lalu dia duduk di sofa menghadapku, di suruhnya aku berdiri dan segera dilepas CD ku. Dengan terlepasnya CD tadi nampak "pen†s"ku tegak berdiri dengan keras, segera dihisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakan.

Sesaat kemudian dia lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan tubuhnya di sofa sambil dibuka ke dua belah pahanya. Aku terkesima takjub melihat pemandangan di depanku, nampak jelas celah vag†na yang berwarna kemerahan diantara ke dua belah pahanya yang putih. Segera mukaku menyerbu ke vag†nanya dan aku jilati vag†nanya seperti apa yang kulihat di adegan VCD. Tante Mayang mengerang dan melenguh, pantatnya sesekali didorongnya ke atas, sehingga mulut dan lidahku semakin keras menempel di vag†nanya.

Adegan tersebut berlangsung sekitar lima menit, setelah itu di raihnya bahuku dan ditariknya badanku sehinga menindih tubuhnya lagi, mulutnya meraih dan mencium mulutku serta dimainkan lidahnya, tangan-nya memegang pen†sku dan menempel serta menggosoknya di liang kemaluannya. Sesaat kemudian dibimbingnya jalan tolku memasuki vag†nanya dan kemudian kami berpacu mengumbar nafsu sepuas hati kami.

Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, belum pernah sekalipun aku merasakan sebelumnya, dengan cepat dan keras kuhentakkan jalan tolku dalam liang vag†nanya. Tante Mayang mengerang, merintih dan menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun seirama dengan gerakkanku. Mulutku menciumi lehernya, kadang ke buah dadanya dan akhirnya mengulum bibirnya sambil menggerakkan pinggulku naik turun untuk menarik dan mendorong jalan tolku dalam liang vag†na tante Mayang.

Sesaat kemudian tante Mayang terdengar mengerang keras dan memintaku untuk mempercepat gerakkan pinggul-ku, tiba-tiba dia mempererat pelukkannya dan mengejang keras sambil dari mulutnya keluar teriakkan teriakan agak keras, tak lama kemudian terasa sesuatu yang hangat membasahi batang kemaluanku dan terasa vag†nanya bertambah licin, tiba-tiba dia mengendurkan pelukkannya dan menghela nafas panjang ooh..honey.. oohh.., dan segera diraihnya muka dan dilumatnya mulutku dengan ciuman yang panjang.., sementara pinggulku tetap bergerak naik turun.. Pelan-pelan di dorongnya badanku dan dikempitkan kedua kakinya di pantatku, sehingga pantatku tak dapat bergerak naik turun.

Nampak rasa puas dan senyum manisnya.., oohh.. honey.., kau belum keluar ya..? Terus terang aku nggak tahu maksud perkataannya.., tiba-tiba di gulingkan tubuhku, sehingga kami berdua jatuh di lantai di atas karpet. Tubuhku menelentang, di raihnya CD nya dan di lap vag†nanya, sesaat kemudian tante Mayang jongkok tepat di atas jalan tolku. Dipegang dan dibenamkannya jalan tolku ke dalam vag†nanya, lalu dia gerakkan tubuhnya naik turun, sehingga jalan tolku menggosok dinding dalam liang vag†nanya. Kedua belah tangannya menekan dadaku, dan kepalanya mengangguk-angguk seirama gerakan tubuhnya. Cepat tangganku meraih dan meremas-remas buah dadanya. Rambutnya tergerai lepas dan berulang kali menyentuh wajahku.

Tante Mayang mengerang dan sesekali tempeik agak keras.., untung rumah tante Mayang agak besar, sehingga erangan dan teriakannya nggak terdengan dari luar. Ohh.. aah.. aduh.. honey.. Enak.. sungguh enak.. Ohh.., yach.. Yach.. Sambil digerakkannya tubuhnya, persis seperti orang menunggang kuda liar.., aku mengimbangi gerakkannya dengan menaik turunkan pantatku, sehingga membuat tante Mayang semakin liar dan histeris. Tiba-tiba dia membungkuk dan menggerakkan tubuhnya semakin cepat, sambil jarinya memutar-mutar dinding luar vag†nanya. Suara erangannya semakin keras dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, serta memeluk tubuhku errat sekali.

Terasa kembali cairan hangat membasahi jalan tolku, saat itu jalan tolku sudah mulai berdenyut-denyut, seperti hendak memuntahkan sesuatu. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua, desakan dan dorongan letupan diujung jalan tolku semakin terasa, tapi gerakan tante Mayang sudah mulai lemah dan pelan dan akhirnya berhenti, tubuhnya terkulai lemas menindih tubuhku.

jalan tolku masih keras, namun desakan, dorongan dan denyutan kembali hilang.., kembali lagi tante Mayang tersenyum dan mengulum mulutku..ohh.. honey.. Tante puuaass.. Sambil tetap dalam posisi telungkup di atas tubuhku, tante Mayang, menghujani mukaku dengan ciuman yang bertubi-tubi.. jalan tolku masih menancap keras dan dalam di tempenya, bila pinggul tante Mayang bergerak, maka terasa enak dan nikmat rasanya. Dalam posisi seperti itu mulut kami saling berpagut, dan ciuaman yang panjang yang seolah tak akan selesai kami lakukan, lidah tante Mayang menyulusuri sekujur wajahku, ke leherku dan kembali kemulutku dengan batang kemaluanku masih tetap di liang vag†nanya.

Tanpa disuruh untuk kedua kalinya aku segera bangkit dan menghampirinya. Kupeluk tubuhnya dari belakang dan mulutku langsung menyerbu leher putihnya, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya. Matanya terpejam, menikmati apa yang aku perbuat, tangan kirinya meraih kepalaku dan ditariknya menuju buah dadanya. Segera kurobah posisi tubuhku sehinga menempel tubuhnya dalam posisi berhadapan. Tangan kiri tante Mayang meraih jalan tolku yang masih tegang dan keras, digosok dan dikocoknya pelan, aduh.. nikmat sekali..

Lidahku menjilati sekujur tubuhnya.., menghisap pentil susunya, meremas buah dadanya dan terus ke bawah. Kaki kirinya segera kuangkat dan kuletakan di atas meja di dekat kami bercumbu, sehingga celah vag†nanya terbuka menganga, yang dengan segera kujilati. Tangan kiri tante Mayang memegang dan menekan kepalaku ke tempenya, sementara tangan kanannya tetap memegang gagang telepon. Dia nampak menahan rasa nikmatnya agar tak keluar erangan dari mulutnya.., tiba-tiba didorongnya mukaku menjauh dari tempenya dan jarinya memberi isyarat agar aku sementara menghentikan cumbuannku.

Sesaat kemudian diletakkannya gagang telepon dan langsung diraih tanganku dan segera ditariknya aku menuju kamarnya. Segera ditutup dan dikunci pintunya, langsung diraihnya tubuhku dan kami berguling-guling dan saling tindih di atas kasur tempat tidurnya. Tempat tidurnya nyaman, empuk dan bersih. Kembali kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain. Tante Mayang menelentangkan badannya, dan memintaku menindih tubuhnya dalam posisi terbalik. jalan tolku tepat dimukanya dan tempenya persis dimukaku, aku segera tahu maksudnya.. Dan segera kami bereaksi, kujilati tempenya yang tanpa rambut, bau tempenya membuatku semakin mabuk kepayang.., dikulum dan disedotnya jalan tolku.., sehingga semakin keras dan tegang.

Lebih kurang 10 menit hal itu kami lakukan, selanjutnya tanpa diminta kubalik posisi tubuhku dan segera kumasukan batang pen†sku ke liang vag†nanya dan kugerakkan pantatku naik turun dengan cepat dan keras.., tante Mayang mengerang-ngerang.. dan teriakannya sesekali terdengar lepas tak ditahannya.. Kugenjot terus tempenya, kupacu gerakkanku dan lagi-lagi dia mempererat dan mengencangkan pelukannya.. sambil merintih ohh..aahh..uuh.. nugi..nugi.. teruuss..teruss sayang.. auuw..enak nugi.. teruus.., diraihnya mukaku..dan dilumatnya mulutku.., eehmm..ehmm..suara yang keluar dari mulut tante Mayang saat menciumku, setiap kali kuhentakkan jalan tolku keras-keras ke tempenya, sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang kekiri dan ke ke kanan, sambil mulutnya mengerang keras.

Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras mengimbangi gerakanku, keringat kami bercucuran, membasahi tubuh kami. Dan pada suatu hentakan yang keras tante Mayang mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris dan akhirnya kedua kakinya terkulai lemas.., saat itu diujung jalan tolku.. terasa ada yang berdenyut dan sepertinya mau kencing.., aku bilang sama tante Mayang..tante aku pengin pipis rasanya tante.., tante Mayang menjawab biar.. terus.. aja ..biarkan pipis di tempe tante aja..ayo.. Mendengar jawabannya aku sudah nggak peduli lagi.., kupercepat gerakan pantatku dan terasa desakan dan denyutan di jalan tolku semakin menjadi saat ujung jalan tolku menggesek dinding dalam liang vag†na tante Mayang.

Dan akhirnya aku tak dapat menahan lagi kencingku.., kubuang air kencingku dalam vag†na tante Mayang, tapi aneh..rasanya nikmat sekali tidak seperti bila aku kencing biasa di kamar mandi.. ooh.. Aah.. tante..tante.. Setelah itu aku merasa lega dan nikmat.., dan sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuhku berhenti.., badanku terasa ringan dan lemas sekujur..dan aku telungkup di atas tubuh tante Mayang.

Kupandang wajahnya dan kami saling menatap. Tante Mayang tersenyum, tangannya mengusap wajahku dan meyibak rambutku yang tergerai. Ohh..ya.. aku lupa menceritakan bahwa peraturan di sekolahku cukup memberi keluasaan kepada murid, sehingga murid laki-laki tidak dilarang memelihara rambut panjang. Mengikuti hal itu, akupun mempunyai rambut ikal panjang sebahu.., sehingga membuat penampilaku layaknya pemain band saja.

Tante Mayang mencium mulutku dan mengusap rambutku. Dia berbisik.., gimana rasanya? Enak apa nggak?
Aku tak menjawab namun tersenyum saja, dan langsung kupeluk dia dan kucium mulutnya. Honey.., kau jangan cerita siapapun ya.. tentang apa yang kita lakukan barusan. Aku mengangguk mengiakan. Pelan-pelan didorongnya tubuhku kesamping dan kami berbaring sambil berpelukan.., kami bercumbu dan bercanda seperti anak kecil. Kadang aku gemas dan kuremas buah dadanya, jika tante Mayang gemas padaku diremasnya jalan tolku.

Sesaat kemudian kami bangun dan tante Mayang segera menggandengku ku kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya. Segera diguyur dan disiramnya tubuhnya dengan air, dari shower sambil berendam di bathtub warna pink. Kubantu tante Mayang menggosok dan menyabuni tubuhnya. Saat aku menyabuni kakinya, tanganku iseng meraba tempenya dan memasukkan jariku ke dalam tempenya. Tante Mayang menndesis.., secara naluri aku segera menjilati tempenya.., dan terdengar erangan dan rintihannya. Kembali kami bercumbu dan bercinta sepuas-puasnya di kamar mandi, di atas lantai kamar mandi yang dingin kugenjot tempenya dengan keras dan bernafsu.., sampai akhirnya tante Mayang mencapai klimaks-nya, yang kami lanjutkan hingga kemudian akupun kembali mencapai klimaks pula.

Jam berdentang 12 kali, jadi sudah tiga jam aku di rumah tante Mayang, Segera kami berpakaian, tante Mayang ke luar kamar mengambil pakaianku dan pakaiannya yang berserakan di lantai ruang tamu. Setelah kukenakkan dan kurapikan pakainku aku segera pulang. Saat aku hendak keluar, tante Mayang meraih tubuhku dan menciumku, sambil berpesan..agar rahasia kami tersimpan rapat, serta berjanji besok akan mengulang lagi apa yang kami lakukan pagi tadi.

0 komentar:

Posting Komentar