Selaput dara (hymen) masih diagungkan sebagai simbol keperawanan. Selain bias gender karena tidak pernah ada simbol keperjakaan, kondisi selaput dara ternyata tidak selamanya bisa mencerminkan aktivitas seksual seorang perempuan.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang selaput dara atau hymen yang jarang diketahui :
1. Tidak jelas apa fungsinya
Tidak ada yang bisa memastikan apa fungsi selaput dara yang sebenarnya, namun beberapa ahli menduga membran ini berfungsi melindungi organ intim ketika masih bayi. Pada masa itu, sistem kekebalan tubuh masih sangat lemah sehingga rentan mengalami infeksi.
Tidak ada yang bisa memastikan apa fungsi selaput dara yang sebenarnya, namun beberapa ahli menduga membran ini berfungsi melindungi organ intim ketika masih bayi. Pada masa itu, sistem kekebalan tubuh masih sangat lemah sehingga rentan mengalami infeksi.
Pada bayi perempuan, selaput dara lebih tebal dan kadang-kadang tidak membentuk lubang sama sekali. Wujudnya berubah seiring bertambahnya usia, menjadi lebih tipis dan memiliki lubang dengan bentuk yang sangat bervariasi pada setiap individu.
2. Hymen bisa rusak karena banyak hal
Kerusakan selaput dara bisa terjadi sejak kanak-kanak, terutama karena aktivitas fisik misalnya main sepeda. Saat remaja, aktivitas yang memicu rusaknya selaput dara antara lain berkuda, pemakaian produk-produk pembersih organ intim dan tentu saja masturbasi dengan cara memasukkan sesuatu ke vagina.
Kerusakan selaput dara bisa terjadi sejak kanak-kanak, terutama karena aktivitas fisik misalnya main sepeda. Saat remaja, aktivitas yang memicu rusaknya selaput dara antara lain berkuda, pemakaian produk-produk pembersih organ intim dan tentu saja masturbasi dengan cara memasukkan sesuatu ke vagina.
3. Darah dan rasa perih pada malam pertama belum tentu karena hymen sobek
Rusaknya selaput dara akibat penetrasi penis pada malam pertama umumnya menyebabkan rasa nyeri, meski tidak selalu demikian. Sebaliknya, rasa nyeri lebih sering terjadi karena kurang pemanasan sehingga vagina tidak cukup mendapatkan lublikasi atau pelumasan.
Rusaknya selaput dara akibat penetrasi penis pada malam pertama umumnya menyebabkan rasa nyeri, meski tidak selalu demikian. Sebaliknya, rasa nyeri lebih sering terjadi karena kurang pemanasan sehingga vagina tidak cukup mendapatkan lublikasi atau pelumasan.
Sama halnya dengan perdarahan yang terjadi di malam pertama. Meski kebanyakan dipicu oleh sobeknya selaput dara, keluarnya darah juga bisa terjadi akibat kurangnya pelumasan sehingga bibir atau dinding vagina mengalami luka karena bergesekan dengan penis.
4. Hymen tidak menutupi lubang vagina
Meski ada beberapa bayi perempuan yang lahir dengan selaput dara menutup sempurna, bentuknya tidak akan selamanya demikian. Ketika tubuh dewasa, lubang akan terbentuk dengan sendirinya untuk memberi jalan bagi darah menstruasi yang akan keluar ketika mulai masuk masa puber.
Meski ada beberapa bayi perempuan yang lahir dengan selaput dara menutup sempurna, bentuknya tidak akan selamanya demikian. Ketika tubuh dewasa, lubang akan terbentuk dengan sendirinya untuk memberi jalan bagi darah menstruasi yang akan keluar ketika mulai masuk masa puber.
5. Hymen tetap utuh pada 0,5 persen perempuan meski sudah tidak perawan
Jika ada selaput dara yang begitu mudah rusak hanya karena naik sepeda, maka ada juga selaput dara yang bahkan tetap utuh meski dipakai untuk bersetubuh. Statistik menunjukkan 1 dari 200 perempuan punya selaput dara yang cukup kuat hingga tidak rusak meski beberapa kali ditembus benda tumpul.
Jika ada selaput dara yang begitu mudah rusak hanya karena naik sepeda, maka ada juga selaput dara yang bahkan tetap utuh meski dipakai untuk bersetubuh. Statistik menunjukkan 1 dari 200 perempuan punya selaput dara yang cukup kuat hingga tidak rusak meski beberapa kali ditembus benda tumpul.
6. Hymen sering dianggap bukti keperawanan
Di belaham bumi yang lain, ada tradisi yang mewajibkan pengantin baru untuk menyerahkan sprei putih dengan dengan darah perawan untuk membuktikan 2 hal. Pertama, bahwa pengantin perempuan masih perawan dan yang kedua bahwa pasangan itu benar-benar sudah bersetubuh.
Di belaham bumi yang lain, ada tradisi yang mewajibkan pengantin baru untuk menyerahkan sprei putih dengan dengan darah perawan untuk membuktikan 2 hal. Pertama, bahwa pengantin perempuan masih perawan dan yang kedua bahwa pasangan itu benar-benar sudah bersetubuh.
Konon, untuk mengakalinya banyak pasangan yang bersekongkol untuk menyerahkan ‘barang bukti’ yang direkayasa dengan melukai pangkal paha hanya untuk mendapatkan bercak darah.
0 komentar:
Posting Komentar